BERITA TERBARU HARI INI – Hati-Hati! Memberi Makan Kucing Terlalu Banyak Bisa Berakibat Buruk Bagi Anabul. Ketika kucing kesayanganmu tampak gemuk dan memiliki nafsu makan yang tinggi, tentu sebagai paw-parents kamu merasa bahagia. Kucing yang suka makan sering kali membuatmu tergoda untuk terus memberinya makanan. Namun, penting untuk diingat bahwa hal ini bisa berdampak negatif pada kesehatan kucing.
Memberi makan kucing secara berlebihan tanpa disadari dapat menimbulkan berbagai masalah. Selain menyebabkan kenaikan berat badan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa makan berlebihan juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan kucing. Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi jumlah makanan yang diberikan kepada kucing peliharaanmu dan mendorong mereka untuk lebih aktif bergerak.
Menurut laporan dari Science Alert, lebih dari setengah kucing di Amerika mengalami kelebihan berat badan, yang merupakan masalah serius. Penelitian dari University of Illinois Urbana-Champaign juga menunjukkan bahwa peningkatan berat badan pada kucing dapat memiliki dampak serius.
Dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (24/7/2024) Kelly Swanson, seorang ilmuwan nutrisi dan penulis utama studi tersebut, mengungkapkan pentingnya memperhatikan proses sebaliknya. Para peneliti melibatkan 11 kucing betina dewasa yang sudah disterilkan dan memiliki berat badan sehat untuk mempelajari perubahan metabolisme dan pencernaan akibat makan berlebihan dan penambahan berat badan.
Sebagai paw-parents, kamu memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kesehatan kucing kesayanganmu. Memberi makan dengan porsi yang tepat dan mendorong mereka untuk beraktivitas adalah langkah penting dalam menjaga keseimbangan nutrisi dan kesehatan kucingmu.
Dampak Memberi Makan Kucing Secara Berlebihan
Selama dua minggu pertama, kucing-kucing tersebut diberikan makanan seimbang dan berkualitas yang tersedia di pasaran. Kemudian, selama 18 minggu berikutnya, mereka tetap diberi makanan yang sama, namun kali ini mereka diizinkan makan sebanyak dan sesering yang mereka inginkan.
Selama periode tersebut, yaitu pada awal penelitian, serta pada minggu ke-6, ke-12, dan ke-18 setelah kucing-kucing tersebut diberi makan sepuasnya, para peneliti mengumpulkan sampel tinja dan darah dari kucing-kucing ini. Aktivitas fisik mereka juga dipantau menggunakan monitor yang dipasang di kalung mereka.
“Kami memperkirakan bahwa kenaikan berat badan mungkin akan menyebabkan penurunan aktivitas fisik, namun kami tidak menemukan perubahan yang konsisten dalam tingkat aktivitas,” ujar Kelly Swanson.
Kelly Swanson menjelaskan bahwa hal ini dapat bervariasi tergantung pada karakteristik unik setiap kucing dan juga pengaruh lingkungan di sekitarnya, termasuk sejauh mana pemiliknya berinteraksi dengan mereka.
Perilaku Makan Kucing dan Dampaknya Kesehatan Pencernaannya
Kucing-kucing tersebut dengan cepat meningkatkan jumlah porsi makan mereka, yang berujung pada kenaikan berat badan yang signifikan.
Tidak mengherankan jika berat badan mereka bertambah. Saat kucing mengonsumsi lebih banyak makanan dan tubuh mereka membesar, kadar lemak dalam tubuh meningkat, sementara kemampuan mereka untuk mencerna nutrisi menurun.
Menurut penjelasan Kelly Swanson, ketika tubuh menerima makanan dalam jumlah yang lebih sedikit, tubuh akan lebih efisien dalam menyerap nutrisi. Namun, ketika asupan makanan meningkat, makanan akan melewati sistem pencernaan dengan lebih cepat, sehingga nutrisi yang dapat diserap menjadi lebih sedikit.
Selain itu, ketika kucing makan lebih banyak, mereka juga menghasilkan lebih banyak kotoran dan tinja yang lebih asam. Hal ini menandakan bahwa makanan tidak dicerna dengan baik oleh tubuh mereka.
“Pada manusia, pH tinja yang rendah menunjukkan penyerapan karbohidrat dan lemak yang buruk. Temuan kami konsisten dengan hal ini, karena penurunan pH tinja terkait dengan asupan makanan yang lebih tinggi dan penurunan efisiensi pencernaan,” jelas Kelly Swanson.
Perubahan Mikrobioma Usus Kucing
Para ilmuwan menemukan perbedaan menarik dalam jenis mikroba yang terdapat di usus kucing sebelum dan sesudah mereka diberi makan secara berlimpah selama 18 minggu. Selain itu, mereka juga mencatat bahwa waktu yang diperlukan makanan untuk melewati saluran pencernaan kucing berkurang sekitar 25 persen seiring dengan peningkatan berat badan mereka.
Menurut Kelly Swanson, penemuan ini sangat menarik karena perubahan dalam waktu pencernaan makanan mungkin menjadi penyebab perubahan mikroba di tinja kucing. Yang mengejutkan, ada perubahan spesifik dalam mikrobioma kucing yang berbeda dengan perubahan yang biasanya terjadi pada manusia yang mengalami obesitas.
Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang berperan selain berat badan. Memahami perubahan dalam metabolisme dan pencernaan yang terjadi akibat obesitas pada kucing dapat membantu kita dalam mencegah dan mengatasi masalah ini.
Tim peneliti merekomendasikan penelitian lebih lanjut yang lebih mendalam tentang hubungan antara perubahan mikrobioma usus dan kesehatan secara keseluruhan. Dengan demikian, kita dapat lebih memahami bagaimana kesehatan usus kucing dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Strategi Efektif Kelola Berat Badan Kucing
Dalam penelitian terbaru yang dipimpin oleh Swanson dan timnya, ditemukan metode yang aman untuk membantu kucing menurunkan berat badan dan lemak tubuh. Penemuan ini menunjukkan bahwa dengan membatasi jumlah makanan yang diberikan, kucing dapat mencapai berat badan ideal dengan cara yang sehat.
Setelah menyelesaikan studi tentang peningkatan berat badan, 11 kucing yang terlibat dalam penelitian tersebut menjalani diet terbatas. Hasilnya, mereka berhasil kembali ke berat badan awal mereka dengan aman dan efektif.
Namun, membatasi makanan saja tidak cukup. Para peneliti juga merekomendasikan pemilik hewan peliharaan untuk melibatkan kucing dalam aktivitas fisik dan mental saat waktu makan. Salah satu cara yang disarankan adalah dengan membagi makanan ke dalam porsi kecil dan menempatkannya di beberapa lokasi berbeda. Ini akan mendorong kucing untuk bergerak dan berburu makanan.
Selain itu, pemilik juga bisa melemparkan makanan agar kucing harus bergerak untuk mendapatkannya, atau menggunakan mainan teka-teki makanan yang akan merangsang kucing untuk berpikir dan tetap aktif.
Walaupun kucing sering kali terlihat cerdas dan mandiri, penelitian ini membuktikan bahwa dengan perhatian dan bantuan yang tepat, mereka bisa hidup lebih sehat dan bahagia.
Jadi, jangan ragu untuk memberikan perhatian ekstra kepada kucing kesayangan Anda. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Journal of Animal Science, sehingga dapat dijadikan panduan terpercaya bagi pemilik kucing yang ingin menjaga kesehatan dan kebahagiaan hewan peliharaan mereka.