blackberryappgenerator.com – Dalam Sepekan Geofisika Manado Catat Ada 50 Kejadian Gempa di Sulut. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Manado. Mencatat sebanyak 50 kejadian gempa bumi mengguncang wilayah Sulut dan sekitarnya dalam sepekan.”Ada sebanyak 50 kejadian gempa bumi tersebut terjadi pada periode 26 Januari-1 Februari 2024.” Kata Koordinator dan Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado Muhammad Zuklifli di Manado pada Selasa (6/2/2024).
Dia mengatakan, dari 50 kejadian gempa bumi tersebut sebagian besar (70 persen) bermagnitudo antara tiga hingga 4,9. Sementara sebesar 30 persen di antaranya memiliki magnitudo kurang dari tiga.
Selama periode ini ada tidak ada gempa bumi yang di rasakan,” ujar Zulkifli.
Dia mengatakan, berdasarkan kedalaman gempanya, ada sekitar 52 persen kejadian di antaranya adalah gempa bumi. Berkedalaman dangkal atau antara satu kilometer hingga 60 kilometer.
Sedangkan, sebesar 46 persen kejadian gempa berkedalaman menengah atau antara 61-300 kilometer. Dan sebesar dua persen berkedalaman dalam (lebih dari 300 kilometer)
“Dari peta seismisitas atau peta episenter. Sebagian besar kejadian gempa bumi tersebar di area Teluk Tomini dan Laut Maluku bagian utara hingga ke pulau Talaud,” papar dia.
Di ketahui, pada periode sebelumnya, tanggal 19-25 Januari 2024 terekam sebanyak 41 kejadian gempa bumi.
Sebagian besar (73,17 persen atau 30 kejadian) bermagnitudo antara tiga hingga 4,9 sedangkan sebesar 26,83 persen bermagnitudo kurang dari tiga.
Dalam Sepekan Geofisika Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Sulut Kepulauan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga agar mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di perairan Sulut wilayah kepulauan.
“BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 4 Februari 2024.” Kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Maritim Bitung Ricky D Aror, Sabtu (3/2/2024).
Kecepatan angin tertinggi berpotensi terjadi di sebelah utara perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Laut Sulawesi bagian timur, yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut dan sekitarnya,” papar Ricky.
Dia menyebutkan tinggi gelombang antara 1,25 meter hingga 2,5 meter di perkirakan terjadi di Laut Sulawesi bagian timur dan tengah, perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe, perairan Kabupaten Kepulauan Talaud, perairan timur Kabupaten Kepulauan Sitaro, perairan Bitung-Likupang, perairan selatan Sulut, serta Laut Maluku.
“Warga agar mewaspadai risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, misalnya perahu nelayan memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter,” ujarnya.
Untuk kapal tongkang perlu memperhatikan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Kapal feri perlu mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar memperhatikan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter.
Link Terkait :